Advertisement
Nasabah Koperasi BLN yang Meninggal Bertambah, Anggota Buka Donasi

Advertisement
Haranjogja.com, BOYOLALI - Nasabah Koperasi Bahana Lintas Nusantara (BLN) yang meninggal dunia bertambah. Terakhir Selasa (24/6/2025) lalu nasabah BLN asal Sukoharjo meninggal.
Ia diduga meninggal sesuai kepikiran dan shock karena berinvestasi di koperasi tersebut akan tetapi selama empat bulan belum mendapatkan bagi hasil.
Advertisement
Juru bicara koperasi BLN, Aris Carmadi, mengatakan pria tersebut adalah seorang pensiunan aparatur sipil negara (ASN). Sebelumnya, terdapat dalang asal Musuk, Boyolali hingga nasabah dari Salatiga dan Solo.
“Kebanyakan pensiunan itu masuk BLN dengan tujuan menikmati masa pensiun. Namun, ternyata selama empat bulan tidak dapat menikmati tapi justru menambah beban pikiran yang sangat berat. Makan saja sulit, lalu ada kebutuhan mengangsur pinjaman bank yang selalu dikejar-kejar. Sudah banyak sekali korban karena pikiran,” kata dia kepada Espos, Minggu (29/6/2025).
Tak hanya yang nasabah meninggal, nasabah koperasi BLN juga ada yang jatuh sakit. Ia memaklumi karena banyak menggantungkan hidup dan angsuran pinjaman bank dengan uang bulanan bagi hasil dari koperasi BLN. Namun, sudah empat bulan tak mendapatkannya.
“Kami juga membuka kotak donasi bagi nasabah BLN. Soalnya saya memperkirakan pada Juli dan Agustus akan semakin banyak yang kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari,” jelas dia.
Ia mengatakan donasi masih berada di dalam lingkup nasabah dan diserahkan ke bendahara nasabah yang menjadi korban dugaan penipuan koperasi BLN.
Aris mengatakan pihaknya baru saja menyalurkan donasi sekitar Rp300.000 ke nasabah yang ada di Bojonegoro, Jawa Timur.
BACA JUGA: 12 Korban Dugaan Penipuan Investasi Koperasi BLN Melapor ke Polres Boyolali
“Ada pedagang cilok kehabisan modal, mintanya Rp100.000 tapi kami salurkan donasi Rp300.000. Yang dia investasikan Rp30 juta padahal. Jadi selama ini dia dagang cilok untuk mengangsur bank, akhirnya modalnya habis,” jelas dia.
Hingga kini, Aris mengatakan belum ada informasi kapan bagi hasil dari koperasi BLN akan dibagikan. Namun, informasi terakhir yang ia dapat seusai RAT atau Rapat Anggota Tahunan.
Beberapa nasabah dari luar kota, jelas dia, empat datang ke kantor BLN yang ada di Salatiga, akan tetapi tak bisa menemui pengurus. Sehingga, mereka biasanya menemui Aris untuk mencari jalan keluar.
Bahkan, beberapa nasabah baik dari Malang, Surabaya, Purworejo, dan daerah lain datang mengadu padanya soal aset yang disita hingga kendaraan yang ditarik leasing.
“Yang asetnya sudah ditempeli stiker [penyitaan] bank ada satu dari Surabaya dan satu dari Malang. Lalu, untuk kendaraan yang ditarik leasing ada empat mobil. Itu yang lapor ke saya, tapi ada kemungkinan datanya lebih banyak,” jelas dia.
Sebelumnya diberitakan, Polres Boyolali telah menerima 10 laporan dari nasabah koperasi Bahana Lintas Nusantara (BLN). Polres Boyolali juga telah memeriksa sekitar 20 saksi dalam kasus ini.
“Polres Boyolali terdapat 10 laporan sejauh ini [soal koperasi BLN], pengaduan sifatnya belum naik ke penyidikan. Adapun untuk saksi yang telah diperiksa kurang lebih ada sekitar 20 saksi yang dimintai keterangan, termasuk pengurus BLN sendiri itu sudah dilakukan klarifikasi awal,” kata Kapolres Boyolali, AKBP Rosyid Hartanto, kepada wartawan ditemui di Kragilan, Boyolali, Jumat (20/6/2025).
Ia mengatakan klarifikasi dilakukan terkait uang yang masuk ke koperasi BLN. Selanjutnya, Kapolres Boyolali mengatakan kerugian yang telah dilaporkan masyarakat ke Polres Boyolali memiliki jumlah beragam akan tetapi Rosyid mengungkap totalnya sekitar Rp2 miliar.
“Kami juga telah berkoordinasi dengan Polda Jateng karena ini ada Polres lain, ada Polresta Surakarta, Polres Sragen, Karanganyar dan lain yang terdapat laporan serupa, ini akan kami gabungkan dan akan kami laksanakan pemeriksaan saksi ahli dari OJK, segera,” jelas dia.
Ia juga menjelaskan akan berkoordinasi dengan Dinas Koperasi dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) terkait legalitas operasional koperasi BLN, sistem yang dapat diverifikasi atau tidak, hingga proses bagi hasil.
“Adapun dari BLN juga telah memberikan statemen dan kesaksian melalui kuasa hukumnya bahwa mereka akan kooperatif mengingat dari BLN tidak ada niat atau iktikad untuk melakukan penipuan,” kata dia.
Ia mengatakan pihak koperasi BLN membutuhkan waktu yang lebih panjang untuk mengembalikan investasi dari nasabahnya. Sehingga, diharapkan investor bisa bersabar.
Selanjutnya, Rosyid meminta masyarakat agar tidak panik karena kasus tersebut telah ditangani kepolisian dan di bawah pengawasan OJK.
Sebelumnya, Ketua Cabang Koperasi Bahana Lintas Nusantara (BLN) Boyolali, Entarto Tri Hatmoko, menyayangkan pelaporan oleh beberapa nasabah ke kepolisian. Ia meminta nasabah untuk bersabar karena nantinya return akan dibayarkan.
Ditemui di kediamannya di Krajan Lor, Paras, Cepogo, Boyolali pada Jumat (16/5/2025), Entarto mengatakan dirinya sama dengan nasabah yang lain termasuk pelapor, yaitu sebagai anggota koperasi. Jabatannya sebagai ketua sebatas penyambung lidah saja dan ia tidak menampung uang sama sekali.
Menanggapi adanya nasabah yang melaporkan Koperasi BLN ke polisi, ia tidak menyalahkan mereka. Menurutnya, hal tersebut karena tingkat kemampuan mengelola pikiran dan hati berbeda.
“Tetapi juga menyayangkan karena kami ini sebagai penyambung lidah juga siap berkomunikasi setiap saat,” kata dia kepada Espos.
Ia mengatakan para pelapor juga sudah berkomunikasi dengannya dan dirinya telah menjelaskan alasannya kepada mereka.
“Informasi dari pusat, mengapa terjadi seperti ini itu tidak lepas dari kondisi dunia, ekonomi global, karena kebijakan Donald Trump yang negara adikuasa, otomatis negara berkembang terimbas,” kata dia.
Berdasarkan informasi yang Entarto terima, usaha Koperasi BLN yang bermitra dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di-hold karena permasalahan di sana. Termasuk pula pembangunan tol yang telah selesai akan tetapi pembayaran belum selesai.
Entarto mengatakan hal yang membuatnya masih percaya dengan koperasi BLN hingga saat ini karena dirinya masih bisa menghubungi Ketua Koperasi BLN, KPA Nicholas Nyoto Prasetyo Dononagoro.
Ia juga menampik koperasi BLN bukan memiliki skema bisnis multilevel marketing (MLM) atau skema ponzi karena anggota tidak diperkenankan mencari anggota. Biasanya anggota baru tertarik untuk bergabung ketika melihat hasil yang dimiliki.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : espos.id
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Kuatkan Ikatan Alumni, KA FISIP UNS Gelar Ruang Rindu di Jogja
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement