Advertisement
Ciri-ciri Uang Palsu Beredar di Pasar Gebuk Cawas Klaten, Pengedar Ditangkap
Advertisement
Harianjogja.com, KLATEN—Uang palsu (upal) yang diedarkan seorang warga Desa Ponowaren, Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo di Pasar Ngebuk, Desa Bogor, Kecamatan Cawas, Klaten berkualitas sangat rendah.
Bank Indonesia mengimbau warga terutama para pedagang untuk teliti sebelum menerima pembayaran secara tunai. “Kalau dilihat dari barang bukti memang kualitas pemalsuannya sangat rendah sehingga gampang sekali dibedakan antara uang asli dengan uang palsu,” kata Kepala Unit Implementasi Pengelolaan Uang Rupiah Bank Indonesia (BI) Solo, Anang Dwi Mau Asharli, saat pers rilis di Polres Klaten, Selasa (14/1/2025).
Advertisement
Kepala Unit Pengelolaan Uang Rupiah Bank Indonesia Solo, Anang Dwi, memberikan edukasi kepada masyarakat terkait ciri-ciri uang asli. Ia memperkenalkan metode 3D: Dilihat, Diraba, dan Diterawang, yang dapat membantu masyarakat membedakan uang asli dan palsu.
BACA JUGA : Pengedar Uang Palsu di Klaten Mencetak Uang di Jogja
"Jika dilihat, uang asli memiliki warnanya sangat jelas. Kalau uang palsu warnanya kabur. Kemudian benang pengamannya kalau dilihat dari sudut tertentu akan berubah warnanya dan ada motif batik kawung di benangnya yang sangat kecil,” kata Anang.
Dia juga menjelaskan pada uang asli terdapat colour shifting atau tinta berubah warna ketika digerakkan-gerakkan dengan sudut tertentu. Ketika diraba, uang asli terasa kasar seperti relief candi. Pasalnya, uang rupiah dicetak menggunakan teknik intaglio menggunakan pelat baja yang diukir. “Jadi terasa kasar seperti relief candi. Bukan asal kasar,” jelas Anang.
Di sisi samping uang rupiah ada dua garis yang diraba terasa kasar atau disebut dengan blind code. Garis itu menjadi media bagi para penyandang disabilitas netra untuk mengenali nilai uang rupiah. Ketika diterawang, Anang melanjutkan ada watermark berupa gambar pahlawan. Untuk uang palsu, ada dua jenis untuk mengenalinya.
Ketika bagian watermark tidak diterawang saja sudah muncul gambar pahlawan, bisa diindikasikan uang itu palsu. “Ada juga uang palsu ketika diterawang atau digerakkan tidak ada watermark gambar pahlawan,” katanya.
Anang mengungkapkan hampir semua uang palsu tidak bisa memalsukan tanpa alat. Pada uang rupiah asli ada 17 tanda pengaman. Uang rupiah terutama Rp50.000 sudah diakui memiliki fitur keamanan kedua terbaik di dunia setelah mata uang Swiss.
“Pada 2024, uang rupiah menang unsur pengamannya. Pada 2023, semua uang yang dikeluarkan pada 2022 untuk desainnya terbaik di dunia,” kata Anang.
Anang juga mengimbau masyarakat untuk merawat uang rupiah yang dimiliki. Dia menjelaskan uang merupakan simbol kedaulatan bangsa. BI berharap masyarakat bisa merawat uang dengan prinsip 5J.
Kelima prinsip itu yakni Jangan dilipat, Jangan dicoret, Jangan distapler, Jangan diremas, dan Jangan dibasahi. Terkait peredaran uang palsu, Anang mengungkapkan peredaran uang palsu sangat sedikit dibandingkan uang asli yang sudah beredar. Namun, Anang meminta masyarakat tetap waspada dan mengenali ciri-ciri uang asli dan uang palsu yang sudah beredar.
BACA JUGA : Kasus Uang Palsu UIN Alaudin Makassar, Pelaku Utama Sukses Ditangkap
Diberitakan sebelumnya, seorang warga Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo berinisial M, 47, ditangkap gara-gara mengedarkan uang palsu di Pasar Ngebug, Desa Bogor, Kecamatan Cawas, Minggu (12/1/2025).
Tak hanya sekali, pria yang merupakan residivis kasus yang sama di wilayah Jogja itu sudah lima kali membelanjakan uang palsu di pasar perbatasan Sukoharjo-Klaten tersebut. M mengaku mencetak sendiri uang palsu menggunakan printer. Jumlah uang palsu yang sudah dicetak M senilai Rp500.000 dengan sekitar Rp300.000 sudah dibelanjakan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Bali Masuk 20 Besar Destinasi Wisata Terbaik di Asia Tahun 2025
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement