Advertisement

2 Ekor Gajah Mati di Solo Safari, Manajemen Lakukan Evaluasi

Ahmad Kurnia Sidik 
Senin, 02 September 2024 - 20:37 WIB
Sunartono
2 Ekor Gajah Mati di Solo Safari, Manajemen Lakukan Evaluasi Gajah Sumatra. - Reuters/Beawiharta

Advertisement

Harianjogja.com, SOLO—Kematian dua ekor gajah bernama Inova dan Manohara beberapa waktu lalu menjadi bahan evaluasi bagi pengelola Solo Safari. Pengelola kebun binatang itu pun sudah menyusun strategi dan langkah guna mencegah kematian satwa lainnya.

Hal itu disampaikan Direktur Utama (Dirut) Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) atau Solo Safari, Achmad Syukri Prihanto, kepada awak media, Senin (2/9/2024) siang. “Tentu ada beberapa langkah yang kami lakukan atas kejadian itu [kematian dua gajah],” kata Achmad.

Advertisement

Solo Safari akan menambah jumlah dokter hewan spesialis satwa liar dari Pusat Studi Taman Safari Indonesia yang nantinya bertugas memantau kesehatan tiap satwa liar di Solo Safari. Saat ini jumlah dokter hewan spesialis satwa liar di Solo Safari berjumlah tiga orang.

Selain itu, tim pengawas yang terdiri dari dokter hewan secara berkala akan melaporkan kondisi satwa liar di Solo Safari. “Per hari ini kondisinya sehat. Tetap beraktivitas seperti biasa,” katanya.

Selanjutnya melakukan pengawasan ketat di lingkungan tempat satwa-satwa itu hidup di Solo Safari. Hal ini mengingat saat ini musim kemarau dan sangat memungkinkan menyebabkan kondisi lingkungan rusak terutama pakan yang menjadi faktor penentu kesehatan satwa.

“Dengan pengawasan itu, kami harap agar pakan tetap segar. Pun jika nantinya ada perubahan cuaca menjadi musim hujan, itu akan kami perhatikan betul-betul,” katanya.

Achmad menjelaskan kematian dua ekor gajah sebelumnya disebabkan dua hal yang berbeda. Gajah bernama Inova yang mati pada 27 Mei 2024 lalu itu, lanjut dia, berdasarkan hasil pemeriksaan post mortum organ di Laboratorium Patologi Fakultas Kedokteran Hewan UGM Yogyakarta diketahui akibat infeksi bakteri pada hati.

Sebelumnya gajah bernama Manohara yang mati pada 13 Agustus 2024 lalu, berdasarkan hasil pemeriksaan Laboratorium Pusat Studi Satwa Primata IPB Bogor, diketahui penyebabnya yakni infeksi EEHV (Elephant Endotheliotropic Herves Virus).

“Keduanya ditangani sesuai protap kematian satwa sejak hari kematian hingga hasil laboratorium keluar oleh tim media Solo Safari dan BKSDA Jateng Wilayah Solo,” ungkapnya.

Sementara mengenai kemungkinan virus atau bakteri yang menjangkiti Inova dan Manohara menular ke satwa lainnya, terutama gajah di Solo Safari, Achmad menjelaskan setelah dilakukan uji laboratorium atas dua gajah lainnya yang masih hidup negatif virus alias kondisinya sehat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Bakal Tata Ulang Pantai Trisik, Begini Perencanaan yang Dilakukan Pemkab Kulonprogo

Kulonprogo
| Senin, 16 September 2024, 18:37 WIB

Advertisement

alt

Kota Jogja Masih Jadi Magnet Wisatawan

Wisata
| Minggu, 08 September 2024, 11:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement