Impor Baju Bekas Disebut Bikin Bos Garmen di Solo Menjerit
Advertisement
SOLO—Thrifting atau aktivitas membeli baju bekas yang diimpor dari luar negeri disebut bakal membuat para bos industri garmen di Kota Solo menjerit.
Meski impor pakaian bekas dilarang, masih ada beberapa pelaku yang nekat melakukannya. Pakaian bekas merupakan barang yang dilarang diimpor berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 40 Tahun 2022 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 18 Tahun 2021 tentang Barang Dilarang Ekspor dan Barang Dilarang Impor.
Advertisement
Salah satu Bakal Calon Wali Kota (Bacawali) Solo, Rudy Indijarto Sugiharto, menegaskan impor pakaian bekas menimbulkan dampak besar bagi keberlangsungan industri garmen lokal, khususnya di kawasan Solo.
"Impor baju bekas dari luar negeri akan mengurangi permintaan produsen dan merek di kota Solo, dan bahkan bisa membuat bos garmen di Kota Solo banyak yang kolaps," ujar Rudy, seperti dalam keterangan tertulis Selasa (20/8/2024).
Pria yang sudah mendaftar sebagai Bacawali Solo melalui Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu menegaskan sudah selayaknya pemerintah melarang impor pakaian bekas.
Menurutnya, impor pakaian bekas juga dapat mengurangi penyerapan tenaga kerja pada industri tekstil karena para bos industri garmen, khususnya di Kota Solo, bakal tidak kuat bertahan.
BACA JUGA: Kenaikan Harga Minyakita di DIY, Distributor Diminta Tidak Terburu-buru
Rudy yang kini juga terjun di industri garmen dan tekstil menegaskan akan melindungi produsen dan brand industri dalam negeri, terutama UMKM di kota Solo, agar bisa maju dan bersaing di pasar global jika nantinya menjadi Wali Kota Solo.
"Saya melihat proyeksi indutri garment dan tekstil di wilayah Solo prospek ke depannya masih baik terutama UMKM-nya, tapi dengan syarat pemerintah harus melarang perdagangan pakaian bekas impor," ujar Rudy.
Terlebih, menurutnya, Solo juga terkenal akan industri batiknya sehingga akan mampu bersaing di pasar global untuk segmen industri garmen dan tekstil.
"Saya akan memberi pelatihan SDM agar mampu mengelola, ketersediaan sumber daya, serta berbagai faktor pendukung lainnya. Membukakan pasar baik di tingkat nasional maupun internasional," kata Rudy Indijarto Sugiharto. (***)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Spanduk Tolak Politik Uang Ramai di Sleman Jelang Pilkada 2024
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Advertisement
Advertisement