Diprotes Warga, Aktivitas Pembangunan di Kebun Teh Kemuning Karanganyar Dihentikan
Advertisement
Harianjogja.com, KARANGANYAR—Diprotes warga sekitar, aktivitas pembangunan di kawasan perkebunan teh terutama di jalur Margo Lawu Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, akhirnya dihentikan. Keputusan lanjutan akan diputuskan hingga ada solusi.
Penghentian aktivitas tersebut dilakukan setelah ratusan warga Kemuning menggelar aksi unjuk rasa di kantor Pemkab Karanganyar pada Kamis (7/3/2024). Dalam aksi itu warga menuntut Pemkab menghentikan seluruh aktivitas pembangunan di kawasan perkebunan teh Kemuning.
Advertisement
Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Karanganyar, Zulfikar Hadid, mengatakan tim teknis Pemkab langsung ke lokasi perkebunan teh di Kemuning pada Kamis itu juga. Sejumlah lokasi yang di cek tim teknis adalah kawasan Margo Lawu. Dalam pengecekan itu, tim teknis mengumpulkan bahan dan keterangan (pulbaket). Selanjutnya akan dikaji baik dari aspek tata ruang, lingkungan, hukum hingga perizinannya.
“Jadi akan kita kaji dulu hasil pulbaket itu di internal Pemkab. Baru kemudian kami akan undang pihak-pihak terkait,” kata Hadid ketika berbincang dengan Solopos.com, jaringan harianjogja.com, Sabtu (9/3/2024).
Hadid mengatakan pihak terkait yang akan dipanggil salah satunya PT Rumpun Sari Kemuning (RSK) selalu pemegang hak guna usaha (HGU) perkebunan teh di Kemuning. Dalam pertemuan itu akan dibahas kondisi terkini dan bagaimana solusi menyelesaikan atas persoalan kerusakan lahan dan ekosistem di sana akibat alih fungsi lahan. Sementara ini, dia mengatakan aktivitas pembangunan di perkebunan teh dihentikan hingga ada solusi.
“Sudah kami imbau kemarin dan alhamdulillah dihentikan. Ya aktivitas di sepanjang Margo Lawu dihentikan. Tapi jalannya tetap dibuka,” katanya.
BACA JUGA: Resep Menu Sahur Kenyang Tahan Lama
Penjabat (Pj) Bupati Karanganyar, Timotius Suryadi, menunggu hasil kajian tim teknis terkait persoalan di Kemuning. “Tim teknis sudah ke lokasi dan masih melakukan kajian. Mudah-mudahan secepatnya bisa selesai,” katanya.
Koordinator warga Kemuning, Wawan, mengatakan aksi demo warga Kemuning dan sekitarnya sebagai bentuk kekecewaan akan masifnya alih fungsi lahan perkebunan teh Kemuning. Alih fungsi lahan ini sudah terjadi sejak 2017, bahkan makin parah dalam dua tahun terakhir. Alih fungsi lahan diduga dilakukan oleh PT Rumpun Sari Kemuning (RSK) selaku pengelola kebun teh atau pemegang hak guna usaha (HGU).
“Kami sudah melakukan berbagai upaya dengan audiensi dengan pihak desa, kecamatan dan PT RSK (Rumpun Sari Kemuning). Tapi selalu mentok,” kata dia saat demo pada Kamis lalu.
Ironisnya, dia mengatakan eksploitasi makin parah. Ratusan ribu tanaman teh sudah dicabut. Ratusan hektare lahan kebun teh hilang berganti dengan Jalan Margo Lawu, lahan parkir, kawasan wisata jembatan Kaca Kemuning, resto, kafe dan lainnya.
Aksi ekploitasi ini berdampak terhadap ekosistem kawasan Lereng Gunung Lawu. Di mana secara ekologi kebun teh menjadi daerah tangkapan air untuk Kemuning, Karanganyar hingga dimanfaatkan ke daerah lain di Solo Raya.
“Dampak yang kita rasakan sekarang terjadi banjir bandang. Padahal seumur-umur di Kemuning tidak pernah terjadi banjir bandang,” katanya.
Dampak lainnya adalah erosi dan sedimentasi lumpur yang memenuhi badan sungai. Bahkan kondisi air warga Kemuning menjadi keruh dan menjadi berubah coklat seperti kopi susu. Biasanya setelah hujan, air yang semula keruh akan kembali bersih. Namun setahun terakhir, kondisi air keruh bertahan hingga berhari-hari.
Tak hanya itu dampak paling buruk debit air mengalami penurunan hingga 20%. Dikhawatirkan dengan menurunnya debit air ini akan terjadi krisis air di Karanganyar. “Jika eksploitasi tidak dihentikan akan berdampak besar bagi Karanganyar,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Solopos
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Jadwal Terbaru KA Bandara YIA Xpress Jumat 22 November 2024
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Advertisement
Advertisement