Advertisement

Viral Ada Candi Terkubur di Dasar Sungai Kota Solo, Simak Kata Aktivis Sejarah

Kurniawan
Kamis, 13 Februari 2025 - 20:57 WIB
Maya Herawati
Viral Ada Candi Terkubur di Dasar Sungai Kota Solo, Simak Kata Aktivis Sejarah Foto lawas Candi Noesoekan yang kini diduga terkubur di dasar Kali Anyar wilayah Nusukan, Banjarsari, Solo. Istimewa - Koleksi Dani Saptoni

Advertisement

Harianjogja.com, SOLO—Belakangan warganet banyak membincangkan tentang adanya sebuah candi yang disebut terkubur di bawah sungai di Kota Solo, Jawa Tengah.

Candi itu adalah Candi Noesoekan di dasar Kali Anyar, di Kelurahan Nusukan, Kecamatan Banjarsari, Solo. Aktivis sejarah lantas angkat bicara memberi penjelasan.

Advertisement

Cerita tentang candi terkubur di dasar Kali Anyar ini viral berkat unggahan konten di akun Instagram @sadarpastua milik Yusuf Ansori, seorang konten kreator lokal, Rabu (12/2/2025).

Konten itu telah hingga Kamis (13/2/2025) ditonton 34.800 kali. Dalam konten itu, Yusuf Ansori menunjukkan bagian Kali Anyar yang diduga menjadi lokasi candi tersebut.

"Candi Noesoekan konon berupa susunan batu bata yang dihiasi beberapa arca. Candi itu tercatat dalam sebuah naskah kuno yang tersiman di perpustakaan Reksa Pustaka Pura Mangkunegaran. Beberapa artefak konon juga tersimpan di Pura Mangkunegaran dan Belanda," bunyi narasi dalam video itu.

Aktivis sejarah Kota Solo dari komunitas Solo Societeit, Dani Saptoni, memberikan penjelasan panjang lebar tentang hal ini.

BACA JUGA: Siapkan Fisik untuk Retreat Kepala Daerah, Endah Subekti Rutin Jogging dan Nge-gym

"Candi Noesoekan itu tergerus atau tergusur karena pembangunan sodetan Kali Anyar atau pun Kali Pepe sekitar tahun 1922. Saya ada beberapa foto arca dan denah candi ini," ujar dia, Kamis (13/2/2025).

Dani memperkirakan Candi Noesokan dibangun pada masa Kerajaan Mataram Kuno/Klasik.

"Candi Noesoekan ini adalah candi Hindu. Sehingga kemungkinan pembangunan candi ini pada era Mataram Kuno atau Mataram Klasik," ujar dia.

Era itu, jelas Dani, berusia lebih tua dari era Kerajaan Majapahit yang berakhir pada tahun 1.400-an. "Yang jelas Kerajaan Majapahit berakhir pada tahun 1.400-an. Jadi Candi Noesoekan ini kemungkinan dibangun sebelum itu, atau bisa juga pada masa Kerajaan Majapahit," tutur dia.

Keyakinan Dani bahwa Candi Noesoekan merupakan candi Hindu berdasarkan temuan arca Siwa, Durga, dan Nandi atau Lembu. Pada 1917 pernah dibuat sketsa posisi candi oleh Sastro Atmijoyo. Naskah atau sketsa tersebut kini disimpan di Reksa Pustaka Pura Mangkunegaran.

"Sisa artefak yang pernah ditemukan berupa arca Siwa, Durga, dan Nandi atau Lembu. Nah arca Siwa dan Durga disebut-sebut tersimpan di Belanda, dibawa ke Belanda. Tapi untuk arca Nandi atau Lembu itu dulu ada di kawasan Pura Mangkunegaran Solo," terang dia.

Ihwal letak Candi Noesoekan, Dani memperkirakan berada 600 meter ke timur dari bendungan lama Tirtonadi. "Keberadaan candi waktu itu sudah tidak utuh, hanya tersisa beberapa bagian candi dan arca," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Solopos

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Dukung Ketahanan Pangan Kapolri Tanam Jagung di Bantul

Bantul
| Sabtu, 15 Februari 2025, 15:27 WIB

Advertisement

alt

Pemerintah Kalurahan Patalan Bantul Sediakan Wisata Naik Andong Keliling Perdesaan

Wisata
| Rabu, 12 Februari 2025, 19:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement