Advertisement
Yoni Berukuran 1 Ton Ditemukan di Kedawung Sragen, Diduga Peninggalan Zaman Hindu-Buddha
![Yoni Berukuran 1 Ton Ditemukan di Kedawung Sragen, Diduga Peninggalan Zaman Hindu-Buddha](https://img.harianjogja.com/posts/2024/07/05/1180262/yoni-1.jpg)
Advertisement
Harianjogja.com, SRAGEN—Yoni berukuran besar dengan berat sekitar 1 ton ditemukan di Dukuh Tunggon, Desa Karangpelem, Kecamatan Kedawung, Sragen. Proses ekskavasi benda cagar budaya itu membutuhkan waktu tiga hari, terhitung sejak Rabu (3/7/2024) hingga Jumat (5/7/2024).
Selama dua hari ekskavasi, tim berhasil mengangkat yoni dari lokasi terpendam sampai ke pelataran Punden Tunggon dan Jumat ini tinggal diupayakan pengangkutan menggunakan kendaraan ke Balai Desa Karangpelem. Proses ekskavasi yoni yang diduga berasal dari zaman Hindu-Buddha yang dilakukan Pemerintah Desa (Pemdes) Karangpelem itu melibatkan sejumlah komunitas pemerhati sejarah dan budaya Sragen.
Advertisement
BACA JUGA : Situs Yoni Tanpa Lingga Ditemukan di Ladang Warga Gunungkidul, Begini Kondisinya
Selain para pegiat dari Yayasan Palapa Mendira Harja Cabang Sragen, ekskavasi itu juga melibatkan pegiat dari Brandal Sukowati. Proses ekskavasi dilakukan hati-hati di bawah pengawasan langsung dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sragen yang sebelumnya berkoordinasi dengan Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Sragen.
Sebelum proses ekskavasi, Pemerintah Desa Karangpelem menggelar bancakan. Dalam prosesi ekskavasi yoni menggunakan alat berupa katrol berkapasitas 10 ton. Yoni jumbo itu ternyata memiliki berat hampir 1 ton. Proses pemindahan sampai ke pelataran Punden Tunggon ditarik dengan katrol dan di bawah yoni diberi batang pohon pisang.
Salah satu pegiat dari Brandal Sukowati Sragen, Deni, menyampaikan proses ekskavasi yoni itu lumayan sulit karena lokasinya di area perkebunan milik warga. Dia mengatakan medan yang menanjak membuat proses ekskavasinya sedikit lebih lama dan harus benar-benar memperhatian keamanan yoni mengingat benda itu merupakan benda cagar budaya.
“Ekskavasi itu harus hati-hati agar tidak rusak. Yoni itu nanti ke depannya bisa untuk edukasi masyarakat agar tidak melupakan sejarah. Para generasi penerus juga bisa melestarikan budaya leluhur supaya tidak dilupakan,” jelas Deni kepada JIBI/Solopos, Jumat.
Camat Kedawung, Endang Widayanti, menyaksikan langsung proses ekskavasi yoni tersebut. Endang menyampaikan yoni yang ditemukan di Karangpelem itu luar biasa karena ukurannya besar. Yoni itu diperkirakan berasal dari abad IX dan yoni biasanya melambangkan kemakmuran dan kesuburan.
BACA JUGA : Tengku Zanzabella Akhirnya Bisa Sembahyang di Candi Ijo
“Jadi Karangpelem itu luar biasa potensinya. Komplet. Memiliki sumber mata air dan memiliki benda cagar budaya. Gambaran ke depannya, Desa Karangpelem diarahkan agar bisa menjadi desa wisata. Potensinya ada. Sekarang Karangpelem sudah memiliki kolam renang Umbul Ngepok di Tunggon bisa dikembangkan lagi," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/07/08/1180601/sultan_hb1.jpg)
Sultan Jogja Perintahkan Penutupan Semua Tambang Ilegal di DIY
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Wakil Menteri Tenaga Kerja Peroleh Gelar Kanjeng Pangeran dari Kraton Solo
- Air Limbah Cucian Kelambu Makam Gunung Kemukus Sragen Jadi Rebutan Warga di 1 Sura
- Asal Usul Sedekah Kepala Kerbau Jelang 1 Sura di Lereng Merapi
- Pilkada Klaten: PDIP Berkoalisi dengan PKS
- Kaesang: Jateng Butuh Pemimpin yang Mampu Menyelesaikan Masalah
Advertisement
Advertisement