Advertisement

Pasar Legen Klaten, Jadi Tempat Kulakan Pedagang Online

Taufik Sidik Prakoso
Jum'at, 24 Januari 2025 - 18:47 WIB
Maya Herawati
Pasar Legen Klaten, Jadi Tempat Kulakan Pedagang Online

Advertisement

Harianjogja.com, KLATEN—E-commerce tak membuat pasar tiban bernama Pasar Legen di Kecamatan Jatinom, Klaten, Jawa Tengah, sepi. Transaksi jual beli di pasar tersebut tetap ramai di tengah ramainya jual-beli online.

Pasar Legen Jatinom buka setiap lima hari sekali, yakni setiap pasaran Legi pada penanggalan Jawa. Saat buka, pasar tersebut selalu ramai dijejali pedagang maupun pembeli.

Advertisement

Jumat (24/1/2025) bertepatan dengan pasaran Legi. Meski mendung sejak pagi, pasar tiban di kawasan Lapangan Bonyokan itu tetap dipadati pedagang maupun pembeli.

Ratusan pedagang menggelar lapak memenuhi kawasan lapangan hingga tepiannya. Beberapa menggunakan peneduh payung besar hingga terpal.

Ada pula yang tak membikin atap dadakan sekadar jadi peneduh dari sinar Matahari. Berbagai barang dijual para pelapak. Misalnya bekas onderdil kendaraan maupun onderdil baru, perangkat elektronik, sepeda, bibit tanaman, berbagai peralatan pertanian, pertukangan hingga alat-alat dapur.

Selain itu, banyak juga pedagang yang menggelar lapak pakaian hingga sepatu dengan kondisi bekas maupun baru.

Tak sedikit barang bermerek (branded) bekas dijual di pasar tiban itu. Tak hanya peralatan, ada pula pelapak yang membuka jasa hingga menawarkan pengobatan alternatif, seperti jasa isi lagu hingga bekam dan gurah mata.

Cara pedagang menawarkan produk dan jasa mereka menjadi hiburan tersendiri bagi yang mendatangi pasar tiban itu. Seperti salah satu pedagang perabot keliling bernama Lasono alias Cemplon.

Gaya berjualan pria itu penuh banyolan yang spontan dan segar. Cara itu yang kerap membikin pembeli berdatangan ke lapaknya.

Tak hanya Pak Cemplon, pedagang lainnya pun menggunakan cara unik menarik minat pengunjung berdatangan dan membeli barang maupun kepincut dengan jasa yang ditawarkan. Seperti salah satu pedagang yang menawarkan pembersih karat dan porselin.

Menggunakan mikrofon gantung sebagai pengeras suara, pedagang tersebut mempraktikkan penggunaan pembersih yang dia bawa untuk menggosok karat pada logam serta membersihkan porselin. Meski bukan di akhir pekan, pasar tiban itu tetap dijejali pengunjung. Mereka menyusuri ruang di antara lapak pedagang untuk mencari barang yang sedang diburu.

Di lapak pakaian, pengunjung sibuk memilih celana, pakaian, hoodie, dan jenis sandang lainnya yang diobral.

Pengunjung Pasar Legen dari berbagai usia, mulai dari tua hingga muda. Selain warga Klaten, pasar klitikan itu menyedot minat pengunjung dari berbagai daerah.

Salah satunya Juwita, 24. Perempuan asal Kapanewon Berbah, Kabupaten Sleman, itu sudah beberapa kali berkunjung ke Pasar Legen. Ia menilai Pasar Legen menjadi pasar klithikan terbesar dan lengkap yang pernah dia kunjungi.

Juwita berbelanja baju di salah satu pelapak sandang Pasar Legen. Meski barang-barang yang dia minati bisa dibeli secara online, Juwita tetap memilih hunting baju secara offline. “Kalau di sini itu lengkap. Bisa memilih langsung. Selain itu harganya murah. Ini tadi beli baju. Kalau harganya di sini murah, ada yang Rp15.000 sampai Rp80.000. Kalau menurut saya pasar seperti ini tetap bisa eksis karena harganya itu lebih murah,” kata Juwita.

Salah satu pedagang pakaian, Abdul Rahman, 50, mengungkapkan sudah berjualan di Pasar Legen selama lebih dari 20 tahun ini. Selama puluhan tahun, Pasar Legen terus berkembang. “Alhamdulillah pedagangnya banyak, pembelinya maju. Alhamdulillah sampai sekarang eksis,” ungkap dia.

Salah satu bukti tetap eksisnya pasar itu, lanjut Abdul Rahman, yakni bermunculannya pedagang-pedagang baru dari usia muda.

Disinggung perputaran uang di pasar itu, dia menilai bisa mencapai ratusan juta bahkan setengah miliar rupiah. “Di sini itu komplet. Mau dari pakaian sampai angkringan semuanya ada,” jelas pria asal Kecamatan Trucuk, Klaten itu.

BACA JUGA: Truk Bermuatan Semen Terguling di Tanjakan Krikilan Semin Gunungkidul

Penjual Online

Kasi Pemerintahan Desa Bonyokan, Wiwit, mengungkapkan Pasar Legen mulai muncul sejak 2004-2005. Awalnya, hanya ada segelintir pedagang di pasar tersebut yang berjualan di tepian. Belakangan, jumlah pedagang terus bertambah.  “Kalau sekarang 300-an pedagang ada,” ungkap Wiwit.

Disinggung gempuran jual-beli online, Wiwit mengatakan justru para penjual online kerap kulakan barang bekas di pasar tersebut. “Pasar Legen itu komplet. Mulai dari barang bekas sparepart sepeda motor sampai tas branded ada,” kata Wiwit.

Tak sekadar eksis di tengah gempuran transaksi jual beli online, Pasar Legen di Lapangan Bonyokan, Kecamatan Jatinom, Klaten, Jawa Tengah bahkan juga menjadi tempat kulakan.

Sebagian pembeli kulakan di Pasar Legen lantas dijual kembali secara dalam jaringan (daring) atau online.  Pasar Legen dikenal sebagai tempat thrifting pakaian bekas.

Salah satu yang menjadikan pasar tiban tersebut sebagai tempat kulakan itu adalah Jibran, 23, asal Kecamatan Tulung, Klaten. Saat dijumpai, Jibran terlihat sibuk membolak-balik pakaian setumpuk pakaian di salah satu lapak. Sesekali dia mengangkat baju yang dia ambil di balik tumpukan untuk melihat kondisi pakaian.

Sudah sebulan ini Jibran menggeluti usaha jual pakaian secara daring. “Ini beli mau dijual lagi. Ya karena di sini [Pasar Legen] dekat rumah. Selain itu harganya terjangkau, murah-murah. Kisaran harganya tergantung barang,” kata Jibran.

Soal jumlah pakaian yang dia beli dari hasil thrifting, Jibran mengaku tak tentu. Dia membeli pakaian itu sedapatnya untuk dijual lagi. “Kalau yang di sini ada yang beli untuk kulakan, ada juga yang beli untuk sendiri,” jelas Jibran.

Salah satu pedagang pakaian di Pasar Legen, Jaelani, 53, mengungkapkan seiring maraknya penjualan di pasar daring maupun melalui media sosial berdampak besar ke pasar tradisional. Namun dia menilai pasar daring juga memberi dampak positif ke pedagang yang berjualan secara konvensional. “Ya terdampak sangat besar pengaruh online itu. Tetapi, kami juga lumayan bisa cari dagangan lewat online,” kata kata Jaelani.

Jaelani juga mengungkapkan Pasar Legen menjadi tempat kulikan para pelapak lainnya terutama mereka yang berjualan secara online. Dia bersyukur Pasar Legen tetap eksis di tengah ramainya jual-beli secara daring.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Solopos

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

SPR B RSJP Magelang Menggelar Reuni Akbar, Dihadiri Angkatan 1971-1981

Jogja
| Senin, 27 Januari 2025, 22:47 WIB

Advertisement

alt

Hindari Macet dengan Liburan Staycation, Ini Tipsnya

Wisata
| Senin, 27 Januari 2025, 18:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement