Advertisement
Kekerasan pada Perempuan dan Anak Meningkat Tajam, hingga Awal Juli 2025 Ada 14.000 Kasus

Advertisement
Harianjoigja.com, SRAGEN --Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifatul Choiri Fauzi mengungkapkan bahwa kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak secara nasional meningkat signifikan.
Arifatul menyebut kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak pada Januari sampai 14 Juni 2025 lalu secara nasional di angka 11.857 kasus yang terlaporkan. Seblan kemudian tepatnya 7 Juli 2025, angka kasus tersebut melejit mendekati 14.000 kasus. Artinya, dalam waktu tiga pekan terakhir ada kenaikan sampai 2.143 kasus yang dilaporkan ke kementerian.
Advertisement
Fenomena kekerasan anak ini seperti fenomena gunung es. Arifatul menyebut kasus itu muncul hanya yang berani melapor karena sesungguhnya yang tidak melapor lebih banyak jumlahnya. Oleh karenanya, Arifatul menyatakan Kementerian PPPA mengajak semua pihak dan seluruh stakeholders kementerian dan lembaga untuk bersama-sama mengatasi problem sosial tersebut.
"Masalah ini menjadi tugas kami bersama, bukan hanya dari kementerian, untuk menyelamatkan anak-anak dan perempuan dari segala bentuk kekerasan. Dalam perlindungan anak harus bergandengan tangan dengan semua pihak. Menurut analisis kami, kekerasan terhadap perempuan dan anak saat ini karena faktor dalam keluarga. Kedua, pengaruh gadget yang tidak bijaksana dalam penggunaannya, dan ketiga faktor lingkungan," jelas Arifatul kepada wartawan di Rumah Dinas Bupati Sragen, Sabtu (12/7/2025) malam.
BACA JUGA: Pria di Boyolali Perkosa Anak Tetangga
Dia mengajak semua pihak bergandengan tangan agar persoalan-persoalan ini bisa terselesaikan bersama-sama. Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak itu banyak dan variatif. Arifatul menyebut ada provinsi tertentu yang memang angkanya tinggi karena jumlah penduduknya juga tinggi.
"Nah tingginya pelaporan ini, di satu sisi menunjukkan kampanye pemerintah berhasil dan sosialisasi pemerintah berhasil. Dalam kampanye dan sosialisasi itu menekankan ketika melihat atau mengalami kekerasan, dia meminta siapa pun jangan segan-segan untuk berani bicara dan berani melaporkan," ujarnya.
Kemudian di sisi lainnya, Arifatul menjelaskan dengan tingginya angka kekerasan terhadap anak dan perempuan ini menjadi keprihatinan bersama. Dia mengajak semua pihak untuk mencarikan solusi.
Di Jawa Tengah, menurut Menteri PPPA, angka kasus kekerasan perempuan dan anak juga cukup tinggi karena masyarakatnya jujur melaporkan. Dia menyebut angka kekerasan terhadap anak dan perempuan di Jateng mencapai 700-an kasus. "Ini bukan dilihat kecil atau besarnya angka tetapi ini sebagai sinyal bahwa ini menjadi keprihatinan kita," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : espos.id
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

24 Anak dari Gunungkidul Diterima di Sekolah Rakyat DIY
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement