Advertisement

Keren! Santri dan Pengasuh Ponpes Sunan Kalijaga Roadshow ke Puluhan Gereja saat Natal

Taufiq Sidik Prakoso
Senin, 25 Desember 2023 - 20:27 WIB
Arief Junianto
Keren! Santri dan Pengasuh Ponpes Sunan Kalijaga Roadshow ke Puluhan Gereja saat Natal Santri dan pengasuh Ponpes Sunan Kalijaga bertemu dengan pastor dan pengurus Gereja Katolik Santa Perawan Maria Bunda Kristus, Wedi, Klaten, Senin (25/12/2023). - JIBI/Solopos.com

Advertisement

Harianjogja.com, KLATEN—Semangat toleransi beragama ditunjukkan oleh pengasuh dan santri Pondok Pesantren atau Ponpes Sunan Kalijaga, Klaten pada perayaan Natal, Senin (25/12/2023).

Mereka menggelar roadshow ke puluhan gereja untuk memberikan dukungan atas perayaan Natal yang damai.

Advertisement

Di antaranya adalah Gereja Katolik Santa Perawan Maria Bunda Kristus Wedi, Desa Gadungan, Kecamatan Wedi, Klaten. Misa Natal di gereja tersebut berlangsung khidmat pada Senin pagi. Seusai pelaksanaan ibadah, gereja itu kedatangan tamu tak biasa.

Mereka adalah serombongan pengasuh dan santri Pondok Pesantren Sunan Kalijaga Klaten. Ada delapan orang dalam rombongan Ponpes yang dipimpin pengasuh, Susilo Eko Pramono, itu, mulai dari orang dewasa hingga anak-anak.

Rombongan pria berpeci dan bersarung serta perempuan berhijab itu dari Ponpes Sunan Kalijaga Klaten itu diterima dengan hangat oleh Pastor Paroki Santa Maria Bunda Kristus Wedi, Rama Aloysius Gonzaga Luhur Prihadi, serta pengurus gereja.

Dalam kesempatan itu, Kiai Susilo menyampaikan tujuan kedatangannya bersama rombongan untuk silaturahmi sekaligus menyampaikan ucapan selamat Natal dan Tahun Baru. “Semoga dengan hikmah Natal ini, persahabatan semakin lestari,” kata Kiai Susilo disambut senyum Rama Aloysius Gonzaga Luhur Prihadi.

Silaturahmi Kiai Susilo beserta rombongan santri ke gereja tersebut menjadi agenda rutin saban Natal tiba. Tak hanya ke Gereja Maria Bunda Kristus Wedi, rombongan Ponpes Sunan Kalijaga Klaten itu mendatangi puluhan gereja lainnya saat Natal tiba.

Bisa sampai dua hingga tiga pekan rombongan santri dan pengasuh Ponpes itu bersilaturahmi dengan pastor serta pengurus puluhan gereja. Tahun ini, rombongan pengasuh dan santri Ponpes Sunan Kalijaga Klaten mengunjungi 46 gereja.

Tak hanya di Klaten, rombongan pengasuh dan santri Ponpes Sunan Kalijaga, Klaten, juga mengunjungi gereja di luar daerah termasuk di wilayah Jawa Timur. Kiai Susilo mengatakan tradisi silaturahmi ke gereja saban perayaan Natal tiba dia lakukan sejak 2013 lalu.

Saling Mengunjungi

Setiap tahunnya, Kiai Susilo mengajak orang berbeda-beda namun tetap ada rombongan anak-anak. “Tujuannya membumikan Pancasila bukan sekadar slogan dan bukan sekadar kata. Saya mengajak orang yang berbeda-beda tetapi yang pasti mengajak anak-anak. Tujuannya agar silaturahmi tidak terputus hanya kepada saya saja. Ke depan masih ada generasi pengembang toleransi,” kata Kiai Susilo.

Kiai Susilo mengatakan pada silaturahmi tahun ini, dia ingin menekankan rumah ibadah selayaknya payung, menjadi pengayom untuk semua umatnya. Pesan itu penting diungkapkan di tengah tahun politik. “Umat boleh memilih menentukan hak politik sesuai keinginan mereka, tetapi rumah ibadah tidak boleh tersandera oleh partai apa pun. Apa pun pilihannya, apa pun partainya, rumah ibadah harus menjadi pengayom,” kata dia.

Pastor Paroki Santa Maria Bunda Kristus Wedi, Rama Aloysius Gonzaga Luhur Prihadi, membenarkan kunjungan rombongan santri dan pengasuh Ponpes Sunan Kalijaga Klaten ke gereja menjadi agenda rutin terutama saat perayaan Natal tiba.

Saat Hari Raya Idul Fitri, giliran rombongan Gereja Katolik Santa Perawan Maria Bunda Kristus Wedi mendatangi Ponpes Sunan Kalijaga Wedi. “Ada acara-acara kami saling mengundang, saling mendatangi. Termasuk ketika ada pandemi, kami saling bekerja sama membantu,” kata dia.

“Termasuk anak-anak ketika hari toleransi kami ajak ke sini dan saling berkumpul agar mereka tahu arti persaudaraan sejati. Ini menjadi tradisi yang tentu memberi rasa nyaman, tenang, damai asal semua dari ketulusan. Kami menangkap persahabatan kami adalah persahabatan yang tulus,” imbuhnya.

Di sisi lain, pada Natal tahun ini Gereja Santa Maria Bunda Kristus Wedi membikin pohon Natal yang cukup unik. Pohon Natal setinggi 8 meter diisi sekitar 100 payung warna-warni. “Tahun ini, kami memaknai pesan Natal dengan pohon Natal berisi payung yang terbuka dan warna-warni supaya siap menjadi peneduh penyejuk memayungi sesama. Ini diharapkan wujud damai sejahtera berbagai situasi baik ekonomi, sosial, maupun politik,” kata Rama Aloysius.

Makna pohon Natal itu juga dinilai tepat dengan situasi saat ini di tengah tahun politik. Harapannya, meskipun berbeda pilihan dalam politik tetapi tetap membangun satu kesatuan menjaga keutuhan NKRI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Solopos.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Joko Pinurbo Berpulang, Okky Madasari : Karyanya Akan Selalu Relevan

Bantul
| Sabtu, 27 April 2024, 15:37 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement