Advertisement
Sukoharjo Anggarkan Rp26 Miliar untuk Tingkatkan Produksi Padi

Advertisement
Harianjogja.com, SUKOHARJO -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukoharjo menggelontorkan anggaran senilai Rp26 miliar untuk meningkatkan produksi padi sekaligus menjaga surplus padi. Hingga Agustus, realisasi luas tambah tanam (LTT) di Sukoharjo mencapai 57.000 hektare.
Acara panen raya padi digelar di area persawahan Desa Dalangan, Kecamatan Tawangsari, Rabu (3/9/2025) pagi. Kegiatan itu dihadiri unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Sukoharjo, Direktur Hilirisasi Hasil Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Tiurmauli Silalahi, serta pejabat Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS).
Advertisement
BRI Dukung Program Sapi Merah Putih, Dorong Swasembada Pangan Nasional
Turut hadir para anggota kelompok tani di wilayah Desa Dalangan dan sekitarnya. Dalam kesempatan itu, unsur Forkopimda Sukoharjo bersama pejabat Kementerian Pertanian melakukan panen padi menggunakan mesin combine harvester. Selepas panen padi, mereka meletakkan batu pertama pengerjaan proyek rehabilitasi dan pemeliharaan jaringan saluran irigasi pertanian.
Bupati Sukoharjo, Etik Suryani, mengatakan Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu daerah penyangga produksi padi di Jawa Tengah dan nasional. Selama ini, capaian produksi padi di Sukoharjo paling tinggi dibanding daerah lain di Jawa Tengah.
“Pemkab Sukoharjo memberi atensi khusus terhadap sektor pertanian dengan mengalokasikan anggaran senilai Rp26 miliar. Dana itu digunakan untuk bantuan para petani, pemeliharaan infrastruktur pertanian, serta sarana penunjang pertanian,” ujar dia.
BACA JUGA: Provokator Rencanakan Kerusuhan Ditangkap di Wonogiri
Orang nomor satu di Pemkab Sukoharjo ini mengungkapkan optimalisasi alsintan dilakukan sebagai solusi alternatif untuk mengatasi keterbatasan tenaga kerja. Para petani didorong untuk menggunakan alsistan guna menyokong produksi padi di Sukoharjo.
Konsep pertanian modern mampu menggenjot produksi padi dan menekan biaya produksi saat masa tanam (MT) padi. “Upaya dan langkah strategis dilakukan untuk menjaga surplus padi sekaligus mendukung program swasembada pangan nasional. Satu hektare sawah di Desa Dalangan bisa menghasilkan 10-11 ton padi,” ujar dia.
Lebih jauh, Bupati Etik menyampaikan apresiasi proyek rehalibitasi dan pemeliharaan jaringan irigasi tersier pertanian yang dikerjakan BBWSBS. Proyek itu tersebar di 52 lokasi dengan total anggaran senilai kurang lebih Rp32 miliar.
Direktur Hilirisasi Hasil Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Tiurmauli Silalahi, mengatakan akselerasi percepatan program swasembada pangan terus dilakukan bersinergi dengan pemerintah daerah dan para petani. Salah satunya dengan gerakan percepatan tanam dan luas tambah tanam (LTT) di masing-masing daerah.
Target luas tambah tanam di Sukoharjo sekitar 67.000 hektare. “Sekarang masih empat bulan lagi hingga akhir tahun. Saya berharap masing-masing daerah mengejar target percepatan luas tambah tanam sehingga program swasembada pangan bisa terwujud secepatnya,” ujar dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan (DPP) Sukoharjo, Bagas Windaryatno, mengatakan realisasi target luas tambah tanam hingga Agustus mencapai 57.000 hektare. Artinya, masih ada kekurangan sekitar 10.000 hektare yang dikejar selama empat bulan hingga akhir tahun.
“Insyaallah target luas tambah tanam tercapai. Kami optimistis mampu mengejar kekurangan realisasi hingga akhir tahun,” papar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : espos.id
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Jadwal KRL Solo Jogja Berangkat dari Stasiun Palur, 4 September 2025
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement