Advertisement
Viral Siswa di Klaten Gagal Masuk Tim Aubade Gegara Tak Berhijab

Advertisement
Harianjogja.com, KLATEN—Bupati-Wakil Bupati (Wabup) Klaten Hamenang Wajar Ismoyo-Benny Indra Ardhianto menindaklanjuti kabar viral terkait seorang siswi di SMP Negeri 2 Klaten yang tak masuk sekolah gegara gagal masuk tim aubade. Hamenang-Benny mendatangi kedua belah pihak untuk mengklarifikasi terkait kabar viral tersebut.
Hamenang-Benny mendatangi sekolah serta rumah siswi tersebut bersama jajaran Dinas Pendidikan (Disdik) Klaten serta ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Klaten, Syamsudin Asyrofi, Selasa (26/8/2025) sore. Rombongan mendatangi sekolah yang bersangkutan di wilayah kota.
Advertisement
Selepas mendapatkan penjelasan dari pihak sekolah, rombongan bergeser ke rumah siswa itu yang berada di wilayah Kecamatan Jogonalan. Di rumah tersebut, Hamenang-Benny awalnya ditemui sang ibu.
BACA JUGA: Kronologi Keracunan MBG di SMPN 3 Berbah, Ada 166 Siswa Mual dan Diare
Selang beberapa saat, siswi yang duduk di bangku kelas IX tersebut menemui rombongan. Perbincangan di rumah itu berlangsung cukup lama antara rombongan bupati dengan ibu dan siswi yang bersangkutan.
Ditemui seusai menggelar pertemuan, Hamenang menjelaskan kegiatannya sore itu untuk mengklarifikasi dari kedua belah pihak.
“Kami bersama Mas Wakil, Pak Ketua FKUB dan Disdik melakukan tabayyun. Kami kemudian klarifikasi ke pihak SMP kemudian ke rumah siswi bersangkutan. Alhamdulillah bisa ditemui siswi itu dan mamanya. Di sekolah juga bertemu dengan kepala sekolah dan guru-guru,” kata Hamenang.
Hamenang mengungkapkan kedua belah pihak sudah menyampaikan penjelasan sesuai versi masing-masing. Namun, Hamenang menjelaskan fokus pertama kedatangannya bersama Wabup dan rombongan untuk memastikan siswi berinisial A itu bisa kembali aktif ke sekolah.
“Sehingga harapannya karena sudah kelas IX, agar kemudian jangan sampai cita-cita A ke depan pupus karena larut dalam permasalahan aubade ini. Perkara masalah aubade seperti apa, kami kembalikan kepada orang tua untuk memproses mangga persilakan. Tetapi sekali lagi fokus kami kemudian agar A bisa kembali ke sekolah,” jelas Hamenang.
Hamenang mengungkapkan kedatangannya mengajak ketua FKUB agar bisa mendengar langsung dari kedua belah pihak. “Harapan kami Kabupaten Klaten ini adalah satu satu contoh kota toleransi di Indonesia terbukti dengan terbentuknya FKUB hingga ke tingkat desa. Harapan kami masalah miskomunikasi seperti ini bisa nanti kemudian terselesaikan,” ungkap Hamenang.
Dari kabar yang beredar, siswi itu gagal masuk tim aubade karena disebut-sebut ada aturan wajib berhijab. Siswi yang beragam Hindu itu dikabarkan trauma dan sepekan mengurung diri di kamar.
Ditemui di rumahnya, ibunda A bernama Vita membenarkan pernyataan yang diunggah di media sosial terkait permasalahan yang menyangkut putrinya.
Vita mengetahui A tidak lolos menjadi tim aubade berawal dari curhat putrinya tersebut. Saat itu, putrinya curhat merasa sedih dan kecewa gagal menjadi tim aubade yang sudah diimpikan sejak duduk di bangku kelas VII.
Saat seleksi, A dinyatakan tidak lolos dan diberi dua pilhan menjadi official atau kembali ke kelas. A kemudian memilih kembali ke kelas agar tidak ketinggalan pelajaran. Namun, A merasa kecewa berat.
Vita kemudian bertanya ke anaknya kenapa tidak memilih menjadi official. A kemudian menjawab jika dirinya merupakan pasukan Garda Satya (GS) atau Paskibra di sekolah setempat. Vita lantas mengonfirmasi hal itu kepada salah satu guru yang merupakan pelatih melalui chat WA.
“Setelah cerita ke saya, kemudian saya follow up ke gurunya. Akhirnya dijawab intinya bahwa aubade itu atas dasar penilaian kabupaten tentang keseragaman, kekompakan, keserasian, kerapihan kemudian memutuskan mengambil yang berhijab sebagai tim itu,” ungkap Vita saat ditemui di rumahnya, Selasa siang.
BACA JUGA: KPK Sita Uang Dolar di Penggeledahan Rumah Sultan Irvian Bobby
Vita kemudian sempat bertanya ke dinas dan berbagai pihak terkait aturan dan kriteria penilaian yang sebenarnya. Dia juga menjelaskan putrinya kemudian mengurung diri di kamar. Dia juga menjelaskan sebelumnya sudah ada pertemuan di Dinas Pendidikan dengan pihak sekolah.
Mediasi
Kepala SMPN 2 Klaten, Tonang Juniarta, menegaskan tidak benar kabar yang beredar di media sosial. Dia menjelaskan seleksi dilakukan tim yang dibentuk sekolah dan dalam SOP tidak ada aturan mewajibkan berhijab untuk lolos.
Dia menjelaskan ada sekitar 11 poin dalam poin dalam prosedur pembentukan tim aubade. Di antaranya seleksi tim aubade bersifat terbuka dan dapat diikuti seluruh murid yang berminat. Selain itu, ada poin-poin lainnya termasuk bebas dari perundungan dan tidak diskriminatif berdasarkan gender maupun SARA.
Ada sejumlah aspek kriteria yang dipenuhi untuk lolos seleksi tim aubade. Aspek itu meliputi kekompakan gerakan, ketepatan gerakan, penjiwaan dan ekspresi, kerapihan dan keseragaman hingga keseluruhan penampilan.
Terkait A yang ikut seleksi tim aubade, Tonang menjelaskan awalnya ada 74 siswa yang ikut. Proses seleksi, lanjutnya, tak hanya sekali.
“Di hari pertama itu, ada sembilan anak yang tidak lolos seleksi berikutnya. termasuk A,” kata Tonang.
Sebelumnya, sudah ada mediasi yang dilakukan melalui Disdik. Tonang juga membenarkan A sudah tidak masuk sekolah sejak Selasa (19/8/2025). Pihak sekolah juga sudah berupaya untuk melakukan home visit sesuai dengan SOP yang ada di sekolah. Dia berharap A bisa kembali aktif mengikuti pembelajaran di sekolah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Jadwal SIM Keliling di Kulonprogo Hari Ini, Kamis 28 Agustus 2025
Advertisement

Kebun Bunga Lor JEC Jadi Destinasi Wisata Baru di Banguntapan Bantul
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement