Advertisement
Penyebab Keracunan MBG di Gemolong Sragen karena Faktor Sanitasi

Advertisement
Harianjogja, SRAGEN--Dinas Kesehatan (Dinkes) Sragen menyatakan penyebab dugaan keracunan massal di Gemolong karena banyak faktor, salah satunya berkaitan dengan sanitasi di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) terkait. Hal itu setelah hasil uji laboratorium atas sampel makanan dari program makan bergizi gratis (MBG) di Gemolong, Sragen, sudah keluar.
Penjelasan itu diungkapkan Kepala Dinkes Sragen Udayanti Proborini saat dihubungi Espos.id, Selasa (26/8/2025), di sela-sela tugas dinas di Semarang bersama Sekretaris Daerah (Sekda) Sragen Hargiyanto. Udayanti menyampaikan hasil uji laboratorium atas sampel makanan dari Program MBG sudah dilaporkan ke pimpinan. Dia mengaku tinggal menunggu petunjuk pimpinan.
Advertisement
"Bakterinya itu ada banyak faktor. Hasil laboratorium itu mengarah pada kondisi sanitasinya. Hasilnya sudah saya sampaikan ke Pak Sekda dan pimpinan [Bupati Sragen]. Tinggal menunggu petunjuk," jelas dia.
Sekda Sragen Hargiyanto membenarkan hasil laboratorium sudah diterima. Tindak lanjutnya, ujar dia, akan ada petugas Puskesmas Gemolong untuk supervisi ke SPPG.
BACA JUGA: 100 Siswa SD-SMP di Sragen Keracunan Setelah Makan Menu MBG
Sementara itu, para siswa di SD dan SMP di Gemolong, Sragen, sudah kembali menerima program MBG sejak Senin (25/8/2025) lalu. Salah satunya para siswa di SMPN 1 Gemolong, Sragen, sudah banyak yang kembali menyantap jatah MBG, meskipun masih ada yang masih ragu-ragu.
Plt. SMPN 1 Gemolong, Sragen, Aris Sudarmanto, menerangkan progran MBG sudah didistribusikan kembali mulai Senin lalu. Dia menerangkan pada distribusi hari pertana, masih ada keraguan dari para siswa. Kemudian, Aris menyampaikan pihak sekolah terus mengedukasi siswa bahwa MBG terjamin gizinya dan sehat karena sudah melalui beberapa pengecekan oleh ahlinya.
"Ya, ada yang bisa menerima tapi juga ada yang dimakan yang sekiranya aman menurut mereka, terutama anak-anak yang dulu mengeluhkan sakit perut. Misalnya, hanya ambil buahnya dan susunya. Tapi, mayoritas sudah biasa menerima MBG," ujar Aris.
Dia menerangkan pada hari kedua, Selasa, sudah lumayan normal. Dia menerangkan sekarang jam makannya di akhir jam pelajaran ketiga, yaitu 09.00 WIB-09.15 WIB. Jadi begitu MBG datang, jelas dia, tidak ada satu jam transit langsung dibagikan ke kelas untuk dimakan bersama.
"Yang kemarin banyak keluhan itu di SMPN 1 Gemolong, yakni banyak yang sakit perut. Kalau di SMPN 3 Gemolong hanya sedikit keluhan. Jadi tidak terlalu ngefek pada anak," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : espos.id
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Bupati Sleman Minta Ada Sanksi Terhadap Penyedia MBG yang Lalai
Advertisement

Kebun Bunga Lor JEC Jadi Destinasi Wisata Baru di Banguntapan Bantul
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement