Advertisement
Jumlah Korban Keracunan Menu MBG di Sragen Bertambah Jadi 365 Orang

Advertisement
Harianjogja.com, SRAGEN—Jumlah korban keracunan diduga dari menu makan bergizi gratis (MBG) di Gemolong, Sragen, bertambah menjadi 365 orang per Kamis (14/8/2025).
Data korban dugaan keracunan massal tersebut terungkap dalam rapat kerja Komisi IV DPRD Sragen di Ruang Serba Guna DPRD Sragen, Kamis.
Advertisement
Sementara kondisi enam korban yang dirawat di RSUD dr. Soeratno Gemolong (SPPG) Sragen sudah membaik dan empat orang di antaranya dipastikan pulang Kamis ini.
BACA JUGA: Update! Siswa Keracunan Menu MBG di Sleman Bertambah Jadi 178 Orang
Dalam kesempatan itu, Komisi IV DPRD Sragen memanggjl manajemen Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Mitra Mandiri Gemolong, Dinas Kesehatan (Dinkes), Puskesmas Gemolong, Direktur RSSG Sragen, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sragen, dan stakeholders lainnya. Mereka dipanggil untuk dimintai klarifikasi terkait dengan dugaan keracunan massal.
Kepala Dinkes Sragen, Udayanti Proborini, menyampaikan pada Selasa sore memang terdata baru 251 orang siswa dan guru dari lima sekolah yang keracunan. Kemudian, hasil penelusuran selama Rabu (13/8/2025), kata Udayanti, data korban dugaan keracunan bertambah menjadi 365 orang.
"Hingga Kamis ini tidak ada penambahan jumlah korban lagi. Puskesmas Gemolong kami minta standby 24 jam. Sebelumnya memang ada anak-anak yang belum melapor. Ada yang rawat inap," jelas Udayanti.
Terkait kasus dugaan keracunan itu, katanya, tergantung kondisi dan daya tahan tubuh masing-masing, sehingga dari 3.800 siswa sasaran yang bergejala keracunan 365 orang. "Sampel makanan sudah kami ambil dan sudah dikirim ke laboratoriun di Semarang," kata Udayanti.
Dia menjelaskan setiap SPPG memang sudah diminta menyiapkan sampel makanan setiap hari 2 x 24 jam. Sampel itu disimpan. Dia menyatakan sampel yang diambil itu merupakan sampel makanan yang disimpan itu.
"Untuk hasil laboratoriun membutuhkan waktu 7-14 hari karena ada uji penanaman bakteri untuk mengetahui kandungan dalam makanan," katanya.
BACA JUGA: 90 Siswa di Sleman Diduga Keracunan Setelah Makan Menu MBG
Ketua Komisi IV DPRD Sragen, Sugiyamto, mengatakan sejumlah pihak sengaja dipanggil untuk dimintai klarifikasi terkait dengan dugaan keracunan. Dia masih menunggu hasil uji laboratorium sehingga tidak bisa menyalahkan penyedia MBG.
Selain itu, Sugiyamto menyampaikan satu SPPG melayani 3.800-an anak itu banyak sekali. Dia menduga kapasitas makanan antara yang satu dengan yang lain itu beda dan beda standar cara masaknya. Oleh karenanya, Sugiyamto meminta sasaran penerima manfaat di SPPG itu diturunkan.
"Dengan jumlah penerima manfaat diturunkan itu supaya cara masaknya maksimal. Tadi muncul masaknya itu pukul 24.00 WIB sampai pukul 03.00 WIB matang dan didinginkan. Setelah itu diporsikan dan pagi baru distribusikan. Kira-kira istirahat pertama sekolah baru dimakan itu kan selang beberapa jam, lumayan lama," jelas dia.
Dia menyampaikan yang membuat teman-teman itu agak sedikit meragukan dengan kapasitas dan standardisasi makanannya. Dia mengatakan tata cara pengawasan dari ahli gizi dan lain sebagainya.
"Apakah mereka benar pada waktu bahan mentah ini diawasi setelah itu dimasak pada waktu jam-jam itu dia mengawasi, nanti akan kami cek, kami akan sidak," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : espos.id
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Terkena Longsor Sejak 2023, Jalan Kabupaten di Gedangsari Gunungkidul Belum Diperbaiki
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Petani Tembakau Boyolali Keluhkan Harga Jual Turun
- Puluhan Ekor Kucing Disiksa oleh Seorang Pria di Jebres Solo, Begini Kronologinya
- Jumlah Korban Keracunan Menu MBG di Sragen Bertambah Jadi 365 Orang
- Tim Gabungan Evakuasi Anak Balita yang Terjepit Eskalator di Sukoharjo
- Pemkab Klaten Klaim Jumlah Desa Terdampak Krisis Air Bersih Berkurang
Advertisement
Advertisement