Advertisement
Kisah Makam Belanda di Gempol Sragen, Ada Petinggi Pabrik Serat Nanas

Advertisement
Harianjogja.com, SRAGEN—Sejumlah makam orang belanda atau Kerkhof ada tengah permakaman umum warga yang terletak di Dukuh Gempol RT 010, Desa Kadipiro, Kecamatan Sambirejo, Sragen.
Ada empat makam orang Belanda di lokasi itu. Satu makam sudah dibangun berupa tugu tidak seperti bangunan khas Kerkhof. Makam itu milik Sersan Major J. Maelissja, seorang evangelist in Java atau penginjil di Jawa, tepatnya di Sambirejo, Sragen.
Advertisement
Dalam keterangan plakat pada tugu nisan itu tertera tulisan J. Maelissja lahir di Saparua, Ambon, 1892, dan meninggal pada 5 November 1942. Tidak ada keterangan tentang siapa sebenarnya J. Maelissja. Di depan makam itu terdapat makam yang kemungkinan masih keluarga bernama Cicilia Sukinem J. Maelissja yang wafat pada 1982. Pada makam itu terdapat nama Jawa Sukinem yang kemungkinan masih keturunan J. Maelissja.
BACA JUGA: Hasto Kristiyanto Tiba di Kongres PDIP, Megawati Menangis
Di sebelah timur laut makam orang Belanda di Gempol J. Maelissja itu terdapat tugu setinggai 2 meter dan struktur bangunan bawah yang menyerupai makam berukuran besar dengan ukuran panjang 2,2 meter dan lebar sekitar 1 meteran.
Di sisi barat itu sebenarnya ada satu makam orang Belanda lagi tetapi tidak ada bekasnya dan sekitar 2-3 meter ke barat lagi terdapat Kerkhof berbentuk tugu seperti makam orang Belanda pada umumnya yang ditemukan di wilayah Sragen. Bentuk tugu makam itu mirip dengan dua makam orang Belanda di Sumberlawang, Sragen.
“Tugu yang paling besar itu kemungkinan makam orang dengan jabatan tinggi. Orang-orang Belanda yang dimakamkan di Gempol ini ada kaitannya dengan Pabrik Serat Nanas di Blimbing, Sambirejo, Sragen. Dulu saat zaman perjuangan, pabrik itu di-ampal [dibom] dari Gondang, Sragen, pada tahun 1940-an,” kata mantan Ketua RT 010, Gempol, Siswo Sudarto, 79, Sabtu siang.
Siswo tidak mengetahui nama orang-orang Belanda yang dimakamkan di Gempol itu. Pada masa perjuangan, Siswo hanya ingat ada pengeboman pabrik serat nanas di Blimbing pada Jumat Pon. Dia mengungkapkan tugu yang paling tinggi itu belum lama roboh dan rusak, sekitar 3-4 tahun terakhir.
“Kalau orang Belanda asli itu seingat saya ada empat dan satu orang keturunan Belanda. Dulu ada pelat makamnya tetapi hilang dicuri orang. Tidak tahu yang mencurinya. Bahannya bagus dan kelihatannya mahal,” katanya.
BACA JUGA: Program Mas Jos, Kemantren Kraton Jogja Targetkan Kurangi Sampah hingga 3 Ton Per Hari
Salah seorang keturunan darah Belanda, Sutikno, 75, yang tinggal di Dukuh Gempol RT 008, Kadipiro, Sambirejo, Sragen, mengakui, salah satu orang Belanda yang dimakamkan di Gempol itu masih simbah buyutnya yang menikahi perempuan Jawa asli Sambirejo. Sutikno ingat ada tiga nama orang Belanda yang dimakamkan di Gempol, yaitu Tuan Poll, Tuan Krono, dan Tuan Kripel. Nama Tuan Kripel itulah kakek buyut Sutikno yang kini makamnya sudah rusak dan tidak ditemukan lagi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Ribuan Warga Ramaikan Bantul Creative Carnival yang Digelar Malam Hari
Advertisement

Wisata Sejarah dan Budaya di Jogja, Kunjungi Jantung Tradisi Jawa
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement