Advertisement
Penjelasan Ilmiah Kebo Bule Milik Keraton Solo Berwarna Abu-abu Kemerahan, Selalu Dikirab Saat 1 Suro

Advertisement
Harianjogja.com, SOLO—Kerbau bule milik Keraton Solo merupakan keturunan Kyai Slamet dan menjadi salah satu pusaka yang dikeramatkan. Saat kirab malam 1 Sura, kebo-kebo ini berada di barisan paling depan atau cucuk lampah mengawal pusaka-pusaka keraton lainnya yang dikirab.
Bagi sebagian masyarakat, selama kirab 1 Sura di Keraton Solo, kebo bule memiliki keistimewaan terutama bila bisa mendapat kotorannya. Mereka percaya kotoran itu bisa membawa berkah, mulai dari meningkatkan hasil panen hingga obat penyakit.
Advertisement
BACA JUGA: Kegiatan Tirakatan Digelar di Malam 1 Suro di Gunungkidul, Ini Lokasinya
Keistimewaan lainnya dari kebo-kebo ini ada pada warna kulitnya yang berwarna putih atau abu-abu kemerahan sehingga disebut kebo bule. Warna kulit tersebut tidak terjadi karena faktor mistis melainkan ada penjelasannya secara ilmiah.
Pakar Bioteknologi Peternakan dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Muhammad Cahyadi, mengatakan kebo bule di Keraton Solo adalah kerbau albino. Ini terjadi karena adanya mutasi genetik yang membuat kerbau tersebut tidak memiliki pigmen melanin.
Tidak adanya pigmen tersebut membuat warna kulit, rambut, dan matanya cenderung berwarna putih atau pucat merah muda. “Kekurangan atau ketiadaan pigmen melanin terjadi karena mutasi pada gen yang mengkode enzim tirosinase [TYR]. Mutasi ini menyebabkan perubahan kode genetika hewan yang mengakibatkan produksi melaninnya tidak sempurna,” kata dia saat diwawancarai Espos, Rabu (25/6/2025).
Cahyadi menjelaskan hewan albino terbagi menjadi dua jenis, albino okulokutaneus (OCA) dan okular (OA). Dalam kasus kebo bule di Keraton Solo masuk dalam jenis albino okulokutaneus (OCA) karena mengalami perubahan warna merata di semua bagian tubuh mulai dari mata, kulit, dan rambut.
Menurutnya, kerbau albino tidak ada keistimewaan dibandingkan kerbau normal pada umumnya. Justru kerbau albino memiliki keterbatasan, yakni lebih peka atau tidak terlalu tahan terkena sinar matahari terlalu lama.
BACA JUGA: 5.000 Orang Bakal Ikuti Kirab Malam 1 Suro Kraton Surakarta
Keistimewaan Kebo Bule
Soal usia kebo bule, Cahyadi menyebut juga tidak ada perbedaan dibanding kerbau pada umumnya. Panjang atau pendeknya usia kerbau menurutnya tergantung pada manajemen perawatan kerbau.
“Kalau kerbau konsumsi itu biasanya usia 9-12 tahun sudah disembelih karena sudah tidak produktif. Kalau kebo bule Keraton Solo ini kan bukan untuk konsumsi. Jadi selama manajemen perawatannya bagus, pakannya berkualitas, dan divaksin secara berkala, usianya bisa jauh lebih lama,” jelasnya.
“Kalau soal keistimewaan justru pada abnormalnya itu [warnanya yang beda], selebihnya sama dengan kerbau lainnya termasuk dari segi daging bila dipotong pun sama,” imbuh dia.
Cahyadi menambahkan bila kebo bule ini dikawinkan dengan kerbau normal yang tidak ada membawa gen albino, kemungkinan besar anaknya menjadi kerbau normal tapi punya gen albino. Sebaliknya, jika kerbau ini dikawinkan dengan kerbau normal dengan gen albino, kemungkinan besar anaknya bisa menjadi albino atau normal.
Salah satu petugas kandang Kebo Bule di Alun-alun Kidul Keraton Solo, Joko Gepeng, 65, menyebut jumlah kebo saat ini ada 15 ekor dengan beragam usia. Menurutnya, kondisi kerbau-kerbau unik itu cukup sehat.
Setelah Alkid dibuka untuk umum, kata dia, aktivitas memberi makan kebo bule menjadi aktivitas favorit warga dan wisatawan. Tak kurang dari seratusan ikat kangkung yang dia jual seharga Rp3.000 ludes tiap sore.
Kirab Malam 1 Sura
"Wah ini membeludak sekali sejak dibuka. Warga utamanya anak-anak suka sekali memberi makan kebo bule. Seratusan ikat sayur kangkung yang saya bawa hampir selalu ludes kalau cuaca tidak hujan," kata dia kepada Espos, belum lama ini.
Sebelumnya, Kerabat Keraton Solo KGPH Adipati Dipokusumo menjelaskan jumlah peserta kirab 1 Sura tahun ini sekitar 5.000 orang. Kirab berlangsung mulai Kamis pukul 24.00 WIB sampai Jumat (27/6/2025) pukul 03.00 WIB.
“Itu kirab pusaka yang cucuk lampahnya kan biasanya kerbau Kyai Slamet. Jadi harapannya juga memberikan keselamatan, doa, keselamatan negeri, dan sebagainya,” jelas dia kepada wartawan di Keraton Solo, Jumat (20/6/2025) petang.
Dia menjelaskan belum ada kepastian tentang pusaka yang akan dikirab pada Kirab Malam 1 Sura tahun ini. Sedangkan kerbau atau mahesa yang disiapkan antara lima sampai tujuh ekor. Keraton Solo juga telah menyiapkan rute Kirab Malam 1 Sura.
Rutenya dari Keraton Solo, Alun-alun Utara, Benteng Vastenburg, perempatan Lojiwetan, perempatan Pasar Kliwon, perempatan Baturono, perempatan Gemblegan, perempatan Nonongan, Bundaran Gladag.
“Kirab mulai pukul 24.00 WIB sampai pukul 03.00 WIB atau 03.30 WIB, sesuai dengan cucuk lampah. Kalau jalannya lancar, kirab pasti lancar,” kata dia.
Gusti Dipo menjelaskan lima tradisi yang dijalankan pada Malam 1 Sura, berupa doa bersama, kirab pusaka atau Kirab Malam 1 Sura, salat hajat kagungan dalem di masjid di dalam Keraton Solo, semedi atau meditasi di Kawasan Taman Sari Bandengan, dan Salat Subuh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Solopos.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Pemkab Bantul Minta Semua Kalurahan Bikin Jugangan Sampah, Ini Tujuannya
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement