Advertisement

15 Kecamatan di Sragen Diserang Penyakit Mulut dan Kuku, Kematian Sapi Melonjak

Tri Rahayu
Sabtu, 28 Desember 2024 - 15:17 WIB
Sunartono
15 Kecamatan di Sragen Diserang Penyakit Mulut dan Kuku, Kematian Sapi Melonjak Dokter hewan Puskeswan memeriksa kondisi sapi positif PMK. - Harian Jogja/Lugas Subarkah

Advertisement

Harianjogja.com, SRAGEN—Kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kabupaten Sragen terus menyebar dari awalnya sembilan kecamatan hingga Sabtu (28/12/2024) pagi sebaran serangan PMK meluas hingga 15 kecamatan dengan total kasus sebanyak 497 kasus. Hingga Jumat (27/12/2024) ada tambahan kasus baru sebanyak 275 kasus.

Angka kematian sapi pun naik menjadi 75 ekor yang terdiri atas 37 ekor mati karena sakit dan 38 ekor mati karena disembelih. Petugas Medic Veteriner Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Sragen Ana Margaretha kepada Espos.id, Sabtu, mengungkapkan berdasarkan pembaruan data per Jumat pukul 15.00 WIB, jumlah kasus PMK naik dari sebelumnya 169 kasus menjadi 497 kasus.

Advertisement

BACA JUGA : Sembilan Sapi Terjangkit PMK di Gunungkidul, Satu Ekor Mati

Dari sembilan kecamatan meluas menjadi 15 kecamatan dengan tambahan kasus baru sebanyak 275 kasus. Dia mengatakan 422 kasus di antaranya merupakan kasus aktif.

Ana mengatakan kasus kematian juga bertambah dari 22 kasus menjadi 75 kasus. Dia menyebut kasus sapi yang mati karena sakit dari tujuh ekor menjadi 37 ekor atau naik berlipat-lipat. Kemudian sapi yang mati karena disembelih dari awalnya 15 ekor menjadi 38 ekor.

Dari data tersebut, kasus tertinggi PMK berada di Kecamatan Mondokan, Sragen, dengan 106 kasus.  Data tersebut masih merupakan data sementara karena belum semua data masuk ke DKP3 Sragen. Lima kecamatan yang belum ditemukan kasus PMK meliputi Kecamatan Sragen Kota, Tangen, Jenar, Kedawung, dan Masaran.

Jual Sapi

Sekretaris Desa Pilang, Kecamatan Masaran, Sragen, Sugiyarto, menyampaikan kasus PMK di Pilang sudah ada. Informasi yang diterima Sugiyarto sudah ada enam ekor sapi yang mati karena sakit dan dikubur. Dia mengatakan sapi-sapi itu sudah dewasa semua dengan jenis kelamin jantan dan betina. Bahkan ada sapi yang siap untuk hewan kurban, kata dia, juga ikut mati.

“Kalau yang masih sakit masih banyak, tetapi juga banyak [sapi] yang sembuh. Para peternak memilih menjual sapi-sapinya meskipun dengan harga yang murah. Para peternah merugi banyak karena kalau dijual dalam kondisi sehat harganya antara Rp16 juta-Rp21 juta. Akhirnya para peternak memilih jual sapinya. Ada enam orang peternak yang sudah menjual sapi dengan harga murah,” ujarnya.

BACA JUGA : Menko PMK Pratikno Ingatkan Lulusan Harus Jadi Insan Pembelajar Hadapi Era Perubahan

Dia mengatakan ada sapi sehat bisa laku Rp21 juta tetapi hanya dijual senilai Rp14 juta. Bahkan saat beli Rp15 juta, kata dia, hanya dijual dengan harga Rp7 juta. “Mereka khawatir kalau sapi-sapi itu mati,” kata dia.

Kasus PMK itu meliputi 15 kecamatan yang terdiri atas:

Kecamatan Mondokan : 106 kasus
Kecamatan Sukodono : 94 kasus
Kecamatan Gesi : 55 kasus
Kecamatan Gemolong : 48 kasus
Kecamatan Tanon : 39 kasus
Kecamatan Karangmalang : 26 kasus
Kecamatan Sambirejo : 24 kasus
Kecamatan Plupuh : 24 kasus
Kecamatan Ngrampal     : 23 kasus
Kecamatan Gondang : 21 kasus
Kecamatan Sumberlawang : 16 kasus
Kecamatan Sidoharjo : 7 kasus
Kecamatan Miri : 6 kasus
Kecamatan Kalijambe : 4 kasus
Kecamatan Sambungmacan : 4 kasus

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Espos

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Top Ten News Harianjogja.com, Minggu 29 Desember 2024: Wisatawan Padati Hotel, Kisah Suswaningsih hingga Puncak Arus Balik Libur Nataru

Jogja
| Minggu, 29 Desember 2024, 07:17 WIB

Advertisement

alt

Wisata Air Panorama Boyolali Jadi Favorit di Musim Libur Natal

Wisata
| Rabu, 25 Desember 2024, 17:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement