Pelajar SD Asal Kalikotes Klaten Tewas Tenggelam saat Ikut Tracking dari Sekolah
Advertisement
Harianjogja.com, KLATEN – Seorang pelajar sekolah dasar (SD) asal Kecamatan Klaten Selatan meninggal dunia setelah sempat tenggelam di anak Sungai Kuning di wilayah Desa/Kecamatan Kalikotes, Klaten, Selasa (5/11/2024) sore. Korban berinisial ASA, 7 tenggelam saat ikut kegiatan tracking yang digelar sekolah.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, peristiwa itu terjadi pada Selasa sekitar pukul 14.30 WIB. Sebelumnya, sebanyak 65 siswa kelas 1 hingga kelas 4 salah satu SD di Kecamatan Kalikotes mengikuti kegiatan tracking. Rute yang ditempuh dari sekolah menuju lapangan Desa Kalikotes, Jembatan Banteng Wareng, perumahan Jebugan Ngemplak, Bumi Perkemahan Tirta Mulya Kalikotes dan kembali ke sekolah.
Advertisement
Rombongan siswa terbagi dalam beberapa kelompok dengan satu kelompok terdiri tujuh orang. Mereka didampingi para guru dengan jumlah total 12 orang. Saat melintas anak Sungai Kuning dekat bumi perkemahan, ASA berjalan di barisan belakang kelompoknya. Bocah tersebut bersama seorang temannya tiba-tiba tenggelam karena berada di lokasi sungai yang cukup dalam.
BACA JUGA: Kebakaran Pasar Karanggede Boyolali, Ratusan Los dan Toko Beserta Isinya Ludes Terbakar
Melihat hal itu, teman-teman beserta guru pendamping berusaha menyelamatkan kedua bocah tersebut. Satu orang berhasil diselamatkan. Sementara, ASA dievakuasi dengan kondisi tidak sadarkan diri, namun masih ada denyut nadi. Dia kemudian dibawa ke RSUD Bagas Waras Klaten. Sekitar pukul 17.00 WIB, ASA dinyatakan meninggal dunia.
Kapolsek Kalikotes, Ipda Ryan Dwi Prabowo, mengatakan kondisi sungai cukup dangkal. Namun, ada satu lokasi yang cukup dalam yang membuat kedua bocah tersebut tenggelam. “Kedalaman sungai rata-rata selutut anak-anak,” kata Ryan saat dihubungi, Rabu (6/11/2024). Terkait kejadian tersebut, Polsek Kalikotes berkoordinasi dengan sekolah serta Muspika. Selain itu, Polsek bersama Muspika Kalikotes mendatangi rumah duka. “Orang tua korban menyampaikan sudah mengikhlaskan karena menurut beliau sudah takdir Allah sehingga sudah mengikhlaskan,” kata Ryan.
Terkait kejadian itu, Ryan mengimbau agar sekolah tetap memprioritaskan keselamatan saat menggelar kegiatan apapun. Apalagi, kegiatan digelar di alam terbuka. “Imbauan kami kepada semua lembaga pendidikan untuk kegiatan apapun apalagi yang bersinggungan dengan alam, faktor keselamatan tetap harus diprioritaskan,” kata Ryan.
Salah satu warga, Sutris, 76, mengatakan rombongan pelajar itu sekadar lewat di bumi perkemahan. Mereka didampingi para guru. “Saya tahunya ya ada anak di sungai itu kemudian disuruh naik oleh gurunya,” kata Sutris. Warga lainnya, Marwoto, 59, mengungkapkan para siswa itu tidak melakukan kegiatan susur sungai. Mereka hanya melintas atau menyeberangi sungai dan melanjutkan perjalanan kembali ke sekolah. Marwoto juga menjelaskan kegiatan tidak digelar di bumi perkemahan. “Kegiatannya di sekolah,” kata Marwoto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : espos.id
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Inilah Enam Program Prioritas Harda-Danang untuk Sleman Lebih Baik
Advertisement
Menikmati Keindahan Teluk Triton Kaimana, Tempat Wisata Unggulan di Papua Barat
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement