Advertisement

Bangunan Kraton Solo Rusak, Butuh Revitalisasi

Wahyu Prakoso
Senin, 12 Agustus 2024 - 20:47 WIB
Sunartono
Bangunan Kraton Solo Rusak, Butuh Revitalisasi Kraton Surakarta Hadiningrat di Solo, Jawa Tengah. / Antara

Advertisement

Harianjogja.com, SOLO—Sejumlah bangunan Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat (Keraton Solo) membutuhkan revitalisasi. 

Kerabat Keraton Solo G.K.R. Wandansari atau Gusti Moeng mengatakan Panggung Sangga Buwana di kompleks Kraton Solo membutuhkan revitalisasi. Bangunan itu merupakan salah satu ikon Kraton Solo maupun ikon Kota Solo.

Advertisement

“Kami bisa melihat nyata kerusakannya, ini sangat disayangkan kalau ikon Solo dan Kraton Solo tidak secepatnya dilakukan revitalisasi karena dua tiang hampir saja akan kami pasang penyangga dengan bambu,” katanya dilansir Solopos, Senin (12/8/2024).

Selain Panggung Sangga Buwana, kata dia, kondisi Ndalem Sasana Putra membutuhkan penanganan. Kondisi bangunan sudah rusak. Keraton Solo telah melakukan perbaikan meskipun belum sempurna supaya air hujan tidak masuk ke kamar.

Kepala Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Solo, Agus Hariyadi, menjelaskan Pemkot Solo mengalokasikan APBD Solo sekitar Rp200 juta untuk revitalisasi Ndalem Sasana Putra.

Pemkot Solo mengalokasikan dana hibah Uni Emirat Arab (UEA) Rp14 miliar untuk revitalisasi Masjid Agung dan bangunan Sitihinggil Kidul di Alun-alun Selatan, Solo. Proyek ditarget rampung 24 Desember 2024.

APBD dan APBN untuk revitalisasi Kraton Solo jumlahnya terbatas. Sedangkan kebutuhan dana untuk revitalisasi Kraton Solo tergolong besar. Pemkot Solo mencari pendanaan di luar APBD dan APBN untuk revitalisasi Kraton Solo secara bertahap.

Laman resmi Pemkot Solo menjelaskan Panggung Sangga Buwana dirikan oleh Sri Susuhunan Paku Buwono III pada 1708 tahun Jawa atau 1728 Masehi. Bangunan menara ini sempat terbakar pada 19 November 1954, lalu dibangun kembali dan selesai pada 30 September 1959.

Sebelum terbakar atap bangunan ini berbentuk segi delapan yang disebut hasta wolu dengan nama tudung saji. Namun, setelah bangunan ini direnovasi bentuk atapnya dibuat seperti payung yang terbuka.

Panggung Sangga Buwana dulunya dibuat untuk mengintai musuh dari ketinggian. Selain itu, digunakan oleh raja untuk bermeditasi. Terdapat beberapa fungsi lain dari bangunan Panggung Sangga Buwana, antara lain untuk tempat menaruh sesaji, tempat untuk bertemu dengan Kanjeng Ratu Kencana Sari atau Ratu Kanjeng Ratu Kidul yang bertahta di Kadhaton Saloka Dhomas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Tanaman Cabai di Galur Terserang Hama, Dinas Pertanian Kulonprogo Lakukan Ini

Kulonprogo
| Senin, 16 September 2024, 21:27 WIB

Advertisement

alt

Kota Jogja Masih Jadi Magnet Wisatawan

Wisata
| Minggu, 08 September 2024, 11:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement