Advertisement

Pemuda Boyolali Bikin Limbah Empon-Empon Jadi Furnitur

Nimatul Faizah
Rabu, 29 Mei 2024 - 18:37 WIB
Maya Herawati
Pemuda Boyolali Bikin Limbah Empon-Empon Jadi Furnitur Stan Rhizo Crafts yang digawangi tiga pemuda asal Desa Temon, Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali yang mengolah limbah empon-empon menjadi furniture di halaman kantor Setda Boyolali, Selasa (28/5/2024). Solopos.com - Ni’matul Faizah

Advertisement

Harianjogja.com, BOYOLALI—Tiga pemuda dari Desa Temon, Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah yang tergabung dalam tim, berhasil menjadi juara I Krenova Boyolali 2024 kategori masyarakat umum dengan “menyulap” empon-empon menjadi produk furnitur. Pengumuman kejuaraan digelar di halaman kantor Setda Boyolali, Selasa (29/5/2024).

Tim dari Desa Temon tersebut terdiri dari tiga pemuda yaitu Nawang Purbo Aji, Adib Widi Nugroho, dan Agus Budi Nugroho. Inovasi olahan limbah empon-empon tersebut mereka namakan Rhizo Crafts.

Advertisement

Salah satu anggota tim, Adib, menyampaikan rasa syukurnya atas kemenangan yang diraih oleh kelompoknya.

Ia menjelaskan timnya membuat inovasi dari limbah batang empon-empon yang tidak terpakai. Biasanya, bagian daun dan batang empon-empon tidak dimanfaatkan dan hanya dibakar setelah rimpangnya diambil.

“Biasanya kan kalau empon-empon yang diambil rimpangnya, dari batangnya kan belum. Akhirnya kami berinovasi memanfaatkan limbah batang empon-empon menjadi kerajinan,” jelasnya saat berbincang dengan Solopos.com jaringan Harianjogja.com, Selasa.

Produk-produk furnitur yang dihasilkan seperti hiasan lampu, kursi, meja, tempat baju kotor, lambaran atau bawahan makanan, dan sebagainya. Dalam pembuatan furnitur berbahan dasar limbah empon-empon, bahan dipadu-padankan dengan kayu, rotan, atau bambu.

Selanjutnya, Adib menjelaskan proses pembuatan berasal dari limbah batang empon-empon lalu dikeringkan sekitar satu pekan.

BACA JUGA: Muncul Empat Nama di Bursa Calon Bupati Sleman, Ini Daftarnya

Selanjutnya, batang yang telah kering dipilin dua lipatan. Setelah proses pemilinan, limbah batang empon-empon dianyam bersama kerangka rotan, bambu, atau kayu.

“Harganya yang termurah ada lambaran makanan panas itu Rp5.000, yang termahal ada kursi dan meja bisa mencapai Rp650.000-an. Ini bisa custom juga,” kata dia.

Ia menjelaskan usaha pemanfaatan limbah empon-empon telah ada sejak dua tahun lalu oleh salah satu warga. Kemudian, pemuda setempat turun tangan untuk ikut memperkenalkan dan mengembangkan produksi tersebut, salah satunya Krenova.

Saat ini produk-produk olahan limbah empon-empon dari Temon telah merambah pasar di Semarang, Salatiga, dan wilayah Soloraya.

Adib menjelaskan saat ini pihaknya sedang mencoba menjajaki pasar ekspor dengan menjalin kerja sama dengan perajin rotan asal Trangsan, Baki, Sukoharjo. “Semoga ke depan bisa benar-benar ekspor dan menjadi komoditas andalan Desa Temon,” jelas dia.

Kegiatan lomba Kreativitas dan Inovasi (Krenova) Boyolali pada 2024 digelar untuk meningkatkan kreativitas dan menciptakan inovasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Solopos

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

KPU Jogja Masih Rumuskan Teknis dan Honor Petugas Sortir Lipat Surat Suara

Jogja
| Jum'at, 18 Oktober 2024, 09:47 WIB

Advertisement

alt

Komunitas Vespa di Jogja Memulai Perjalanan ke Sabang Demi Mendapatkan Biji Kopi Lokal Setiap Daerah

Wisata
| Rabu, 16 Oktober 2024, 11:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement