Advertisement

Promo November

Erupsi Gunung Merapi, Abu Tebal Membumbung Tinggi Mengguyur Kemalang Klaten

Taufiq Sidik Prakoso
Minggu, 21 Januari 2024 - 16:27 WIB
Maya Herawati
Erupsi Gunung Merapi, Abu Tebal Membumbung Tinggi Mengguyur Kemalang Klaten Guguran awan panas Gunung Merapi di Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Klaten, Minggu (21/1/2024). ist - X @BPPTKG

Advertisement

Harianjogja.com, KLATENGunung Merapi kembali erupsi dan mengeluarkan awan panas, Minggu (21/1/2024). Gugurannya mengarah ke timur sesuai arah angin dan menimbulkan hujan abu lebat di Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Klaten, diguyur hujan abu.

Awan panas guguran itu terlihat dari wilayah Desa Tegalmulyo. Gumpalan awan panas guguran yang membubung terlihat meski puncak Gunung Merapi tertutup kabut. Hal itu terlihat dari rekaman video yang dikirim warga setempat ke Solopos.com, jaringan Harianjogja.com.

Advertisement

Selepas erupsi, hujan abu mengguyur beberapa wilayah di Tegalmulyo seperti Dukuh Girpasang serta kawasan Sapuangin. Meski awan panas guguran terlihat dan terjadi hujan abu, aktivitas warga tetap berjalan seperti biasa.

“Iya, sekitar pukul 14.10 WIB terjadi guguran atau erupsi Merapi dengan arah angin ke timur. Tegalmulyo saat ini mandali [aman dan terkendali]. Hajatan tetap berlangsung, aktivitas warga seperti biasa,” kata salah satu sukarelawan Desa Tegalmuyo, Purnama, saat dihubungi Solopos.com, Minggu.

Dia mencontohkan seperti kegiatan hajatan di Dukuh Krecek, Desa Tegalmulyo, Klaten, tetap berlangsung dan warga maupun tamu tetap tenang meski ada hujan abu dari awan panas guguran Merapi. Purnama menjelaskan ada dampak hujan abu di wilayah Tegalmulyo terutama di wilayah atas seperti Girpasang.

Salah satu warga Dukuh Girpasang, Gianto, membenarkan ada dampak hujan abu dari awan panas guguran Merapi. “Iya sampai di Girpasang mengingat anginnya sangat kencang ke arah timur,” kata Gianto.

Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten, Nur Tjahjono Suharto, menjelaskan dari informasi yang ia terima, erupsi berupa hujan abu vulkanik di wilayah Klaten berdampak di Dukuh Pajegan dan Dukuh Girpasang, Desa Tegalmulyo.

Warga Tetap Tenang

Kedua dukuh itu berada di wilayah paling atas Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang. “Dampak hujan abu di seputaran Dukuh Pajegan dan Girpasang yang mana masuk wilayah Tegalmulyo. Untuk Desa Sidorejo dan Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, tidak terdampak,” kata Nur Tjahjono.

Dia menjelaskan tidak ada kepanikan warga maupun pengunjung tempat wisata di Tegalmulyo, Klaten, akibat hujan abu dari Merapi. “Hujan abu juga tidak terlalu berdampak karena setelahnya langsung disapu hujan air,” kata Nur Tjahjono.

Nur Tjahjono mengimbau warga tetap tenang dan mematuhi rekomendasi serta memperbarui informasi yang dikeluarkan secara resmi dari BPPTKG. Dia juga mengimbau para pengelola wisata bisa melakukan upaya kesiapsiagaan untuk pengunjung.

Video Warga

Berdasarkan informasi dari BPPTKG, awan panas guguran di Gunung Merapi terjadi pada Minggu sekitar pukul 14.12 WIB dengan amplitudo maksimal 70 mm. Durasi 239,64 detik dan jarak luncur maksimal 2.400 meter ke barat daya. Visual Merapi berkabut dan arah angin ke timur.

Akun Resmi BPPTKG pada platform X membagikan video yang menunjukkan abu tebal menyembur dan mengguyur ke permukiman. Video ini dikirim oleh warga.

Sebelumnya, awan panas guguran di Gunung Merapi terjadi pada Minggu pukul 13.55 WIB dengan amplitudo maksimal 42 mm. Durasi 214,4 detik dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter ke barat daya atau Kali Bebeng. Visual Gunung Merapi berkabut dan arah angin ke timur. BPPTKG mengimbau masyarakat untuk menjauhi daerah bahaya yang direkomendasikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Solopos

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Dinkes DIY Peringati HKN sekaligus Kampanyekan Pencegahan Stunting lewat Fun Run 5K

Jogja
| Jum'at, 22 November 2024, 18:17 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement